Sekilas Tentang Sifat sombong
Penyakit hati adalah tidak adanya ketentraman dan kenyamanan dalam diri seseorang ketika ia melihat dirinya sendiri atau orang lain. Ketidak terntramanan atau ketidak nyamanan ini berasal dari hati/qalbunya yang kotor, kenapa kotor? karena tidak adanya kesadaran, mengapa demikian? Karena ia telah menutup/mengisolasi “mata dan telinga” untuk kebenaran. Maka yang ia lihat adalah dirinya sendiri (ego sentris), yang ia dengar pendapatnya sendiri, golongan/kelompoknya sendiri, lalu bagaimana memuaskan diri, bagaimana menyenangkan diri, bukan bagaimana membahagiakan diri. Diri tak pernah puas, diri tak penah senang yang ada adalah kegelisahan, hidup tak tenang, maka segala cara dilakukan untuk menenangkan diri, menyenangkan diri dan memuasakan diri, sekali lagi bukan membahagiakan diri.
Mengapa Sombong Sebagai Sumbernya?
Ketika diri ini merasa paling cantik, paling pintar, paling kaya, keturunan ningrat, berdarah biru, punya jabatan yang tinggi, lalu enggan berada di tengah atau bergabung dengan mereka yang tidak selevel dengan diri kita maka benih-benih kesombongan warisan iblis telah menjadi bagian dari diri. Ketika benih benih itu berkembang lama kelamaan ia akan menjadi penyakit yang menutupi matahati/hati nurani, karena hati nurani sudah tertutup maka lahirlah perilaku mencela, mencaci-maki, merendahkan/meremehkan, menindas, gossip/fitnah, buruk sangka, hasud, iri, dengki, riya, adu domba dan lain-lain.
Jadi Harus Bagaimana?
Seorang muslim adalah orang yang pasrah, berserah diri, tunduk dan patuh terhadap rules yang telah Allah Subhaanahu wata'ala tetapkan, salah satunya Ia membenci perilaku sombong yang akan merendahkan derajat. Iblis bukanlah makhluk yang terkutuk awalnya, tetapi ketika ia tidak mau tunduk terhadap perintah Allah maka ia menjadi makhluk yang terkutuk. Itu adalah pilihannya, karena ia hanya melihat hanya dirinya.