Seorang wanita hanyalah seorang manusia biasa yang pastinya banyak melakukakn kekhilafan yang meghasilkan perbuatan dosa, dia adalah makhluk yang lemah sekaligus kuat, lemah karena kekuatan fisiknya tidak sekuat kaum laki-laki dan kuat karena tingkat kesabarannya lebih dari seorang pria. Seorang wanita butuh seorang pria untuk melindunginya,tempat berbagi kasih sayang, suka dan duka, dan paling utama melahirkan anak manusia. Namun ketika seorang wanita mendambakan seorang pria untuk menjadi suaminya, ada istilah ikhtiar/usaha untuk menjemput si pria idaman itu yang disebut juga jodoh yang ditakdirkan Allah Subhanahu wata'ala, terkadang seorang wanita sering diremehkan laki-laki yang seharusnya dia dimuliakan oleh laki-laki, ketika proses ta'aruf/perkenalan dilakukan kebanyakan laki-laki memandang wanita dari segi luarnya saja, hanya sedikit pria yang memandang wanita dari imannya & akhlaknya.
Dalam hadits riwayat dari Abu Hurairah radhiallahuanhu bahwasannya Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: Seorang wanita dinikahi karena 4 (empat) perkara : Karena hartanya,karena kedudukan, kecantikannya atau agamanya, Pilihlah yang beragama maka kau akan beruntung,jika tidak semoga kau menjadi miskin"
Namun tak jarang pria mendambakan seorang wanita cantik, mengutamakan kecantikan wajah wanita, dibanding 3 (tiga) perkara dalam hadits diatas.
Suatu hari ada seorang wanita pernah mengalaminya, dia bertemu seorang pria yang mengagumi kecantikan wanita itu dibanding iman dan akhlaknya, padahal si wanita itu imannya baik, harta cukup, kedudukannya baik, kecantikannya bak bidadari, namun si pria memilihnya karena lebih tertarik dengan kecantikannya dibanding lainnya, sedangkan si laki-laki juga seorang rupawan dan dan iman serta akhlaknya baik, dan Qadarulloh datanglah ujian Allah pada si pria itu ketika dia hendak melamar si wanita, si wanita mengalami musibah kecelakaan lantas yang menyebabkan wajah wanita itu hancur, dan hilanglah kecantikan yang selama ini didambakan pria itu. Apa yang terjadi ? si pria tidak jadi melamar si wanita karena wajahnya sudah tidak cantik lagi akibat musibah kecelakaan itu, meski si pria tahu masih banyak nilai plus di diri sang wanita, imannya dan akhlak baik, kedudukan baik dan harta cukup. Si pria meninggalkan wanita itu, dan si wanita merasa terpukul akhirnya jatuh sakit, suatu hari sakitnya makin parah dan menjelang sakaratul maut, si wanita memanggil-manggil nama si pria dan keluarga wanita itu mencari si pria, dan datanglah pria itu menjengung wanita yang pernah dia batalkan lamaran perkawiannya dan melihat kondisi sang wanita pria itu menagis menyesali perbuatannya menyesal karena membatalkan lamarannya dulu dan saking merasa bersalah si pria memanggil penghulu meminta untuk menikahkan mereka mungkin sekedar untuk membahagiakan si wanita dia detik-detik nafas terakhirnya, si wanita nafasnya tingal satu-satu matanya terbuka dan tersenyum melihat sang pria idamannya itu ada di sebelahnya, dan tersenyum pada sang pria dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah yang penuh senyuman. Sang pria menangis sejadi-jadinya, mereka belum sempat menikah dan si wanita meninggal dunia, Inna lillahi wa inna ilaihi roji'uun.
Dapat diambil hikmah kisah diatas bahwa si wanita yang hampir sempurna bak Bidadari kecantikannya, tidak akan selalu cantik ketika yg dinomor satukan sang pria sebagai alasan dia mau melamar sang wanita itu, kecantikan bisa memudar, jadi yang jadi asbab wanita untuk di nikahi adalah karenanya Imannya,bukan juga harta dan kedudukannya. Sementara si pria yang sering melakukan amalan-amalan siang-malam, hampir sempurna bak seorang NABI itu mendapat ujian Allah Subahana wata'ala bahwa apa amalan-amalan dia lakukan siang dan malam itu sia-sia saja jika dia meremehkan hal seperti dikisahkan diatas, mengutamakan kecantikan dibanding iman akhrnya dia tidak bisa menikahi sang wanita karena si wanita wajahnya hancur dikarenakan musibah kecelakaan lalu lintas,meninggalkan si wanita yang hendak dia lamar itu,dan ketika si wanita sakit parah dan meninggal dunia si pria tidak dikasi kesempatan lagi oleh Allah Subahanahu Wata'ala untuk menikahi si wanita itu, Allah lebih menyayangi wanita itu,mengambilnya kembali kepangkuan-Nya.
Kemudian si pria berjalan lunglai meninggalkan pemakaman wanita itu, tiba-tiba dia seperti mendengar bisikan " AKU BUKAN BIDADARIMU dan KAMU BUKAN SEORANG NABI " pria itu kaget mendengar dengan jelas suara itu entah berasal darimana.
Dapat juga diambil hikmah kisah diatas agar kita jangan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan Allah subahanahu wata'ala selagi kita masih menjalani hidup ini berbuatlah baik kepada orang lain, menjadi manusia yang bermanfaat serta konsisten dengan perbuatan kita dan istiqomah di jalan yang benar.
Demikian sekelumit kisah diatas, insyaa Alloh bermanfaat bagi pembaca,amiin.
Written by: f-Anissa'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar